KH Djumali Menggagas Pendidikan Modern di Desa (1940-an)

KH Djumali Menggagas Pendidikan Modern di Desa (1940-an)

Thu, 26-May-2016 11:05

KH Djumali adalah salah satu keluarga Bani Sholeh yang tinggal di Pokoh Banyurejo Tempel Sleman Yogyakarta. Dia menikah dengan putri ke lima dari KH Sholeh Jonggrangan bernama Muhsinah. Ia dilahirkan dari keluarga yang cukup berada di Dusun Pokoh, pada sekitar tahun 1905. Ayahnya adalah Simbah Mangun Tirto, yang merupakan cucu dari Simbah Hasan Munawar. Mbah Kyai merupakan anak kedua, atau anak tertua laki-laki. Kakaknya seorang perempuan, dan adik-adiknya 3 (tiga) orang laki-laki semua. 

Djumali muda sadar bahwa untuk maju dan memajukan dusunnya, antara lain dengan cara menjadikan dirinya maju. Maka sejak muda dia telah mengembara dari pesantren ke pesantren. Beberapa pesantren yang pernah dijadikan tempat dia belajar dan mengaji, antara lain Pesantren Glaeng, Pesantren Watucongol, dan Pesantren Termas. Di antara pesantren-pesantren itu, yang paling besar mempengaruhinya adalah Pesantren Termas, Pacitan Jawa Timur. Di sanalah tempat di mana sistem madrasi dikenalkan di dunia pesantren. Penggagasnya adalah KH Ali Maksum yang nantinya menjadi pengasuh Pondok Pesantren al-Munawir Krapyak, Yogyakarta. Dari hasil mondok di Pesantren Termas, nampaknya Djumali mengenal dua hal, yaitu: organisasi sebagai suatu gagasan modernisasi, dan sistem pendidikan madrasi. Gagasan organisasi modern terwujud dalam kiprahnya menjadi penggerak dan aktifis Organisasi Sosial Keagamaan Nahdatul Ulama. Sedang sistem madrasi diwujudkan dalam penyelenggaraan dan pendirian lembaga pendidikan yang digelutinya, khususnya di daerah Kecamatan Tempel.

Sepulang dari Pesantren termas (1939), Djumali menikah dengan Muhsinah, putri dari KH Sholeh Jongrangan. Tiga tahun kemudian (1942) Djumali merintis lembaga pendidikan modern di daerah Sleman. Lembaga pendidikan yang pertama kali dirintis dan dibangun adalah Madrasah Mambaul Huda. Mengambil lokasi di Dusun Kemusuh Desa Banyurejo. Sayang, keberlangsungan penyelenggaraan madrasah itu tidak bisa lestari sampai sekarang. Mungkin karena jauhnya lokasi madrasah dari rumahnya, sehingga pengawasan penyelenggaraan dan pengelolaannya tidak ditangani secara langsung oleh Mbah Kyai. Sementara orang lain yang terlibat dalam madrasah tersebut kurang memahami dengan pendidikan sistem madrasi.

Bisa jadi ini adalah madrasah pertama di Kabupaten Sleman, mengingat di lingkungan pesantren system pendidikan madrasah diperkenalkan pertama oleh KH Ali Maksum yang sama-sama lulusan dari Pesantren termas. Bedanya Kalau KH Ali Maksum menggagas madrasah di Pesantren Al Munawir Krapyak, sedangkan Djumali menggagas di dusun Kemusuh Banyurejo Tempel  Sleman.

Tahun 1955, Djumali melaksanakan ibadah haji ke Makkah dengan menggunakan kapal laut. Turut menyertai perjalanannya ini adalah adiknya, Robingin. Sebagai ongkos naik haji, Robingin menyerahkan sawahnya sebagai ganti ongkos perjalanan haji. Djumali dan Robingin adalah orang pertama di Dusun Pokoh yang diberi kemampuan dan kemauan untuk menunaikan ibadah haji. Perjalanan ibadah haji itu sendiri menyita waktu cukup panjang. Dari pergi sampai pulang menghabiskan waktu tidak kurang dari 6 (enam) bulan.

Tahun 1973, bersama dengan beberapa tokoh masyarakat Desa Banyurejo membuka kembali madrasah yang berbadan hukum, yaitu Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Huda, suatu lembaga pendidikan tingkat dasar yang lebih banyak mengajarkan pendidikan agama. Pemilihan tempat  penyelenggaraannya jatuh di Dusun Pokoh, yang langsung bisa diawasi Mbah Kyai. MI itu kemudian dinamakan MI Nurul Huda. Sebagai pengukuh penyelenggara pendidikan di MI maka dibentuk suatu yayasan bernama Yayasan Sosial Nurul Huda. Yayasan ini dibuatkan akta di hadapan seorang notaris RM Soerjanto Partaningrat, SH yang berkantor di Yogyakarta, dengan Nomor 8, tanggal 6 April 1973. Sebagai saksi-saksi notaris, yaitu: Mohammad Sanusi (Salam Magelang), Drs. Ahmad Miftah Baidlowi (Ngentak Tempal), dan Drs. Ahmad Dawud Muhammad Noor (Wonokerso Tempel). Penanggungjawab yayasan, yaitu: KH Djumali (Pokoh), dan Hadi Sutrisno (Blimbingan Tambakrejo).

Yayasan Sosial ini cukup berkembang. Terutama dikembangkan oleh anak-anak dan cucu Mbah Kyai. Perkembangan itu terwujud dengan ada dan terselenggarnya Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Huda, Majelis Ta’lim, Panti Asuhan Yatim Piatu, Pondok Pesantren, Jama’ah Pengajian Janda dan Dhu’afa, Koperasi Pondok Pesantren, Jama’ah Mujahadah kelompok tertentu misalnya tukang, Jama’ah Simakan al-Qur’an, dan lain-lain. Surut dan berkembangnya kegiatan dari lembaga-lembaga ini menjadi biasa seiring berjalannya waktu. Ketika dalam tahap paling berkembang, banyak lembaga pendidikan lain ikut tergabung misalnya SMP NU Tempel, SPG NU Tempel, SMA NU Tempel, STM Ma’arif Salam, meski pelibatannya hanya dalam tahap penyelenggaraan lokal. Namun tetap mempunyai andil.

Mbah Kyai sendiri mengembangkan kelompok pengajiannya untuk orang-orang tua. Diselenggarakan setiap Sabtu sore, dengan pembacaan kitab tafsir al-Ibriz, karya KH Bisri Musthofa Rembang. Juga kitab-kitab tipis lain semacam al-Arba’in Nawawiyah, ‘Aqidatul ‘Awam, dan lain-lain. Sepeninggal Mbah Kyai pernah diteruskan menantunya Ahmad Badawi, namun belakangan kelompok ini bubar, karena pesertanya sudah banyak yang meninggal.

Sebagai Pamong Desa Banyurejo, Mbah Kyai aktif menjalankan program di bidang keagamaan dari Pemerintah, yaitu program Peningkatan dan Pengamalan Agama (P2A). Program ini membuat dan menyusun kepanitiannya secara otonom, bergabung antara pejabat pemerintah dengan tokoh masyarakat. Kegiatannya yang nampak monumental adalah Lailatul Ijtima’, diselenggarkan secara bergilir di setiap masjid yang ada di Desa Banyurejo. Takmir Masjid penyelenggara acara itu di Desa Banyurejo ada 7 (tujuh), yaitu dari masjid: Pokoh, Kerisan, Gangsiran, Senoboyo, Kemusuh, Nglengis, dan Karang Wetan. Diselenggarakan setiap tanggal 15 bulan-bulan Muharam. Jenis kegiatannya adalah shalat hajat berjama’ah, shalat gaib, dan taushiyah (pengajian). Waktu itu kegiatan Lailatul Ijtima’ banyak diikuti warga masyarakat dan berkembang bagus di Desa Banyurejo. Kemakmurannya mengantarkan Desa Banyurejo mempunyai status juara, dibanding penyelenggaraan di desa-desa lain se Kecamatan Tempel.

Mbah Kyai juga aktif di Kepengurusan Nahdatul Ulama Cabang Sleman. Menduduki posisi Mustahsyar, seperti beberapa Kyai sepuh yang lain. Kegiatan pertemuan sering dilakukan pada hari Jum’at Kliwon setelah Jama’ah Shalat Jum’at. Dilakukan secara bergiliran, bergantian di antara rumah para kyai di Kabupaten Sleman. Sebagai pengisi acara pengajiannya adalah KH Imam Abu Tauhid, seorang Kyai sekaligus Dosen IAIN Sunan kalijaga Yogyakarta. Kitab yang sering dibaca adalah Kitab Syarkh at-Taqrib, Fathul Mujib al-Qorib tulisan Dr. Mushtofa Dibul Biga. Selepas mengaji diteruskan dengan musyawarah. Sering Mbah Kyai angkat bicara mengkritik disiplin organisasi yang lemah, sistem adminstrasi yang amburadul, sampai pada pilihan-pilihan sikap politik organisasi yang tetap harus kritis dan mandiri. Misalnya, ketika Jam’iyah NU memutuskan penerimaan organisasi sosial keagamaan NU terhadap Pancasila sebagai asas tunggal. Mbah Kyai berpendapat, urusan Jam’iyah NU dengan pemerintah itu kan cuma urusan politik, bukan ideologi atau ketauhidan. Maka, syah saja sepanjang itu tidak merugikan kepentingan NU dan penyelenggaraan negara. Apalagi kesepakatan musyawarah dan putusan NU sudah demikian, maka meski kita sedikit bermasalah dengan keputusan penerimaan itu, sebagai anggota Jam’iyah harus tunduk pada putusan organisasi. Kalau dia tidak mau menerima putusan organisasi karena ada yang tidak sreg dengan isi kepalanya, maka silakan keluar dari organisasi. Luar biasa, suatu prinsip tegas yang perlu dicontoh. Banyak orang terhenyak kagum mendengar ucapan dan pendapat Mbah Kyai, tidak menyangka seorang Kyai tua, penampilannya sederhana, namun dalam menyampaikan pendapatnya masih cukup brilian, tegas, dan berani. Mengalahkan golongan yang lebih muda, yang masih sering hanya menunjukkan sikap ikut-ikutan.

by : Dr. H. Muhamad Murtadlo, S.Ag, M.Ag | dibaca 14384 kali

BACA LAINNYA :

Habib Ahmad Bafaqih, Waliyyin Min Auliya-Illah!!!
Thu, 2-April-2020 19:30 | 6775 hits
Trah Bani H Sholeh Tahun 2020 di Jowah Godean
Fri, 20-March-2020 17:50 | 2277 hits
TRADISI UJUNG SESEPUH
Fri, 20-March-2020 10:00 | 2305 hits
Drs KH Muallif Sahlany: Sempat Jualan Sate, Meraih Mimpi
Tue, 21-June-2016 13:00 | 14557 hits
Chodijah Djumali: Perempuan Desa Sekolah ke Negeri Piramida
Mon, 6-June-2016 16:00 | 13957 hits
Pendataan: Di G-4 dan G-5, 111 Foto Belum Terisi
Tue, 31-May-2016 20:15 | 15269 hits
Mengenal lebih dekat Ny. Hj. Munawwaroh Glagahombo (1)
Mon, 30-May-2016 10:36 | 14103 hits
Pendataan: 116 Foto Masih Kosong di G-1 sampai G-3
Mon, 30-May-2016 05:20 | 15775 hits
Keluarga alm H. Sanusi Jumeneng Adakan Pertemuan Keluarga
Sun, 29-May-2016 17:10 | 15331 hits
Masterpiece Karya K.H Muhammad Abdul Muhith Jejeran: Hiyadl ar-Rabihin fi Makrifati Maaniy Riyadl ash-Shalihin
Sun, 29-May-2016 05:50 | 14336 hits
Masyarakat Glagahombo Selenggarakan Sadranan
Sun, 29-May-2016 02:07 | 14427 hits
Sosok Perempuan Tangguh itu Bernama Ny. Qomarul Munawaroh
Sat, 28-May-2016 07:55 | 39182 hits
Profil: Kehidupan Keluarga KH Muhammad Abdul Muhith (3)
Fri, 27-May-2016 16:35 | 14804 hits
KH Djumali Menggagas Pendidikan Modern di Desa (1940-an)
Thu, 26-May-2016 11:05 | 14385 hits
Upacara Tradisi Sadranan di Jonggrangan
Thu, 26-May-2016 10:45 | 14320 hits
Trah Bani H Sholeh Lulusan Mesir, Iraq dan Pakistan
Thu, 26-May-2016 08:10 | 15726 hits
Profil: Karya-karya K.H Muhammad Abdul Muhith (4)
Thu, 26-May-2016 07:15 | 14373 hits
K.H Abdul Muhith, Habiskan Malam Untuk Mutholaah (2)
Thu, 26-May-2016 05:50 | 14706 hits
Ahli Waris dari Amwat Makam Celep dan Pokoh Adakan Sadranan
Wed, 25-May-2016 17:04 | 13858 hits
Ayooo...!!! Berziarah ke Maqbaroh Dzurriyyah H. Sholeh
Wed, 25-May-2016 02:04 | 14044 hits
K.H Abdul Muhith, Seorang Otodidak Ulung
Tue, 24-May-2016 19:00 | 16731 hits
Keturunan H. Sholeh, yang Sudah Mendahului Kita
Tue, 24-May-2016 16:40 | 13779 hits
Mengenal Silsilah H. Sholeh Jonggrangan
Tue, 24-May-2016 09:39 | 15258 hits
Diaspora Bani Sholeh Menembus 9 Provinsi
Mon, 23-May-2016 13:30 | 15391 hits
Pendataan Keluarga dan Sistem Kode
Mon, 23-May-2016 07:27 | 14762 hits
Selayang Pandang Trah Bani H. Sholeh
Sun, 22-May-2016 23:00 | 14438 hits
Trah Bani Sholeh Jonggarangan Hasilkan Website Keluarga
Fri, 20-May-2016 03:20 | 14755 hits
Ny. Hj. Hindun Glagahombo
| 14164 hits
www.banisholeh.com | Keluarga Besar Haji Sholeh Njonggrangan
Cp. Abu Hasan 0895-3798-39411